Thursday 25 February 2010

"Mekanisme Kerja Epinefrin pada Anestetikum Lokal,Hemostatik, dan Anti Histamin"

Assalamualaikum temen2,hehe,yuk..yuk kita belajar lagi,gw suka banget sama pelajaran farmako,hmm soalnya bahasa yg digunakan di hand out yg gw pegang (Farmakologi dan Terapi,edisi '07),asik banget bahasanya mudah :),gw suka ngbuat peta2 dan rangkuman buat belajar gitu,yaa,buat mudah dimengerti aja..semoga bermanfaat yaa ^^v
...nahhh,kali ini gw akan ngebahas

"Mekanisme Kerja Epinefrin pada Anestetikum Lokal,Hemostatik, dan Anti Histamin"

A.Epinefrin sebagai konstriktor yang ditambahkan ke dalam anestetikum lokal
Epinefrin bekerja dengan mengaktivasi reseptor alpha sehingga menimbulkan efek vasokonstriksi,nah..efek vasokonstriksi inilah yang dapat :
  1. Mengurangi kecepatan absorbsi dari anestesi lokal sehingga reaksi toksis yang serius oleh karena kadar maximum obat anestesi lokal di dalam darah yang sangat tinggi dapat dicegah.
  2. Menyebabkan penyerapan obat anestesi lokal terjadi secara perlahan,hal ini dapat memperpanjang masa kerja anestesi lokal dan juga dapat meningkatkan frekuensi keberhasilan blokade saraf.
  3. Menghentikan perdarahan kapiler akibat pembedahan.
Epinefrin + Reseptor beta, bekerja dengan sangat cepat sebagai bronkodilator sehingga syok anaphilaktik dan reaksi hipersensitivitas akut lainnya dapat diatasi.

Penggunaan epinefrin dapat menaikan tekanan darah dan mempertahankan sirkulasi koroner dan serebral sampai dapat mengembalikan sirkulasi darah,sehingga vasodilatasi akibat anestesi lokal yang menyebabkan tekanan darah menurun dapat segera diatasi dengan efek vasokonstriktor ini.

B.Epinefrin sebagai Hemostatik

Epinefrin bekerja pada reseptor alpha sehingga menimbulkan efek konstriksi yang dapat menghentikan perdarahan yang berasal dari pembuluh darah kecil suatu permukaan

C.Epinefrin sebagai Anti Histamin
  • Epinefrin + Reseptor beta2 merelaksasi otot polos bronkus(bronkodilator),efek ini jelas bila sudah ada kontraksi otot polos bronkus karena histamin,disini epinefrin bekerja sebagai antagonis fisiologik. Berdasarkan sifatnya ini,epinefrin juga digunakan pada pasien dengan serangan asma bronkial.
  • Epinefrin juga menghambat penglepasan mediator inflamasi dari sel-sel mast,melalui reseptor beta2.serta mengurangi sekresi bronkus dan kongesti mukosa melalui reseptor alpha1
  • Epinefrin menghambat kerja histamin pada otot polos usus dan bronkus dengan efek bronkodilatasinya
  • Epinefrin + Reseptor alpha dapat mengubah respon vasodilatasi akibat histamin dengan autakoid lainnya menjadi vasokonstriksi,sehingga dapat menghambat permeabilitas kapiler dan edema.




No comments:

Post a Comment